Whisper [ Part 5 ]

image

Dari satu took pakaian ke toko lain. Dari satu jenis pakaian ke jenis yang lain. Hampir semua jenis pakaian telah Taeyeon coba. Eunhyuk memaksa yeoja itu untuk mencoba pakaian dari yang tertutup hingga yang terbuka. Semua brand ternama seperi Chanel, Alexander McQueen, Lanvin, Givenchy, Dior dan Louis Vuitton tak luput dimasuki oleh Eunhyuk. Saat melangkahkan kaki kedalam toko tersebut, Taeyeon benar benar merasa tidak mampu. Menyentuh saja ia tidak berani. Selesai Eunhyuk mengacak acak toko toko branded, giliran Taeyeon menariknya kebeberapa toko pakaian yang menjual pakaian yang di design oleh designer lokal. Awalnya Eunhyuk sangat enggan untuk masuk kedalam, tapi saat ia melihat Taeyeon dengan bahagia memilih pakaian membuatnya terpaksa masuk ke dalam.

“Kau ini aneh.” ucap Eunhyuk.

“Waeyo Eunhyuk -ssi?”

“Diluar sana, semua yeoja berlomba lomba mencari namja yang mampu membelikan mereka barang barang mewah. Tapi kau lebih memilih toko yang tak jelas siapa designer dan bahan apa yang mereka pakai. Padahal aku sudah berbaik hati mau membelikan mu pakaian branded.” Jelas Eunhyuk.

Sambil memilih milih pakaian yang digantung dihadapannya, Taeyeon mengambil nafas dalam dalam. Ia tak habis pikir, pola pikir namja yang berdiri didekatnya ini sangat cetek. “Tidak semua yeoja seperti itu. Tidak semua yeoja bisa kau beli dengan berbagai barang branded agar mereka jatuh hati pada mu. Harta bukan segalanya. Sebaiknya kau perbaiki cara berpikir mu yang sesat itu. Dan lagi pula, ada malaikat apa yang merasuki tubuh mu mau membelikan pakaian mahal untuk ku?” tanya Taeyeon.

“Sudah langka sekali ada yeoja yang pola pikirnya seperti mu. Aku butuh model untuk produk yang kau foto kemarin. Perusahaan tersebut memintaku mencari model untuk produk itu. Berhubung model andalan ku tidak dapat hadir, dan tiba tiba saja nama mu terlintas di otak ku. Jadi ya.. disini lah kau. Lagi pula photoshootnya akan di lakukan di studio photoku yang lama, aku kan belum menunjukan mu studioku yang lama.”

“Ya! Berani bayar berapa kau menyuruhku menjadi model?” Taeyeon langsung memalingkan wajahnya dari pakaian yang tergantung dihadapannya.

“Aku bayar 3 kali lipat gaji mu. Ayo lah deadlinenya itu hari ini. Kau mau gaji tidak? Kalau project ini tidak selesai kita tidak akan mendapatkan pemasukan. Dengan kata lain, kau tidak akan mendapatkan gaji.” ucap Eunhyuk dengan nada penuh ancaman.

“Wajah ku tidak cantik. Tubuh ku tidak tinggi. Senyuman ku tidak manis. Perut ku tidak serata Barbara Palvin. Kau ini manusia terbodoh yang pernah ku temukan di dunia ini. Menyuruh orang yang sama sekali tidak layak disebut model, menjadi model sebuah produk komersial? Apa otak mu sudah pindah tempat?” Tanya Taeyeon.

“Wajah mu memang tidak cantik tapi kau punya daya tarik tersendiri. Tubuh mu tidak ideal tapi ukuran tubuh sama sekali bukan masalah. Senyuman mu sama sekali tidak manis karena aku belum pernah mencobanya. Eh… maaf aku kelewatan.” jelas Eunhyuk.

“Aish bos mesum. Baik lah asalkan kau membayarku 3 kali lipat.”

“Deal”

Keduanya menyelesaikan acara shopping mereka. Eunhyuk membeli banyak sekali pakaian untuk Taeyeon. Satu, dua, tiga bahkan lebih dari 10 kantong berada digenggaman Eunhyuk. Tak sadar, mereka telah menghabiskan siang mereka di beberapa butik yang berada di sekitar pusat perbelanjaan Seoul. Mereka segera kembali ke mobil Eunhyuk yang diparkir di sebuah basement mall disana. Semua itu mereka lakukan agar napsu berbelanja Taeyeon dapat dikendalikan. Namanya juga yeoja, shopping adalah panggilan jiwa yang tidak dapat ditolak.

“Eunhyuk -ssi” panggil seorang yeoja yang tiba tiba muncul didepan mereka.

“Jessi..ca Donghae ah~” ucap Eunhyuk tak percaya. Ia jatuhkan semua belanjaan yang ada di genggamannya.

“Hyuk ah~ kau sedang apa dengan bocah itu?” tanya Donghae sambil menunjuk Taeyeon.

“Aish aku bukan bocah. Teman mu ini memaksaku menjadi model projectnya. Please jangan tertawakan aku.” balas Taeyeon.

“Hahaha bocah seperti mu menjadi model? Yang benar saja.” ejek Donghae.

Eunhyuk masih berdiri ditempat memperhatikan Jessica. Begitu pula Jessica, tetapi pandangan Jessica ke Eunhyuk hanya sebatas pandangan bingung. “Kalian mau kemana?” tanya Eunhyuk tanpa memalingkan matanya.

“Molla, kita baru saja selesai meeting.” balas Jessica. “Apa kau butuh bantuan?” tanga Jessica sambil melirik barang bawaan Eunhyuk.

“Sepertinya iya. Jessica -ssi bagaimana kalau kita ikut mereka saja.” usul Donghae yang didalam hatinya ingin sekali menertawai Taeyeon.

“Ide bagus, lagi pula aku bisa menjadi stylistnya.” sambung Jessica.

“Kau melakukan photoshoot dimana Hyukjae?” tanya Donghae.

“Studio lama ku.” balad Eunhyuk datar.

“Baiklah kalau begitu sampai berjumpa disana.”

***

Jeju Island

Masih di pantai yang sama, Changmin duduk bersama seorang yeoja di tepi pantai. Sebelum matahari terbenam sebenarnya Changmin ingin sekali memgunjungi sebuah lahan gang ditumbuhi bunga berwarna kuning yang sangat terkenal di Jeju. Tapi rasanya ia tidak tega meninggalkan yeoja inj sendiri apalagi baru saja yeoja ini berniat bunuh diri. Tentu saja pasti masih ada kemungkinan ia melakukan hal yang sama.

“Kalau aku meninggalkan mu disini, kau tidak akan bunuh diri lagi kan?” tanya Changmin kawatir.

“Molla. Lagi pula kau tidak akan rugi jika aku mati” balas Seohyun santai.

“Kalau begitu, jadilah tour guide ku sampai besok sore. Aku belum pernah ke Jeju. Buku panduan yang aku beli sangat sesat sebaiknya kau saja yang menjadi buku panduan berjalan ku. Setidaknya ini dapat menunda keinginan bunuh diri mu.” oceh Changmin.

Tanpa menunggu jawaban keluar dari mulut Seohyun, Changmin bangkit berdiri lalu melemparkan tas miliknya ke arah Seohyun. Mau tak mau Seohyun menuruti permintaan Changmin. Mereka berdua bergegas naik ke mobil dan menuju tempat yang sangat Changmin ingin kunjungi. Sekali lagi ia tak menyesal datang ke Jeju dengan alasan ingin move on.

“Kau lurus saja ikuti jalan ini nanti kau akan mememukan tempat yang kau cari itu.” ucap Seohyun. Jarinya sibuk menunjuk jalan yang ia maksud.

“Okay.” balas Changmin. “Ngomong ngomong, lelaki macam apa yang menelantarkan mu?” tanya Changmin.

“Dia.. tampan, tentu saja lebih tampan dari mu.”

“Jadi menurut mu aku tidak tampan? Ya aku ini dari Seoul tentu saja aku pasti lebih tampan dari lelaki yang kau maksud itu.” sangga Changmin tak terima.

“Apa kata mu saja. Aku lelah berdebat. Pelankan mobil mu didepan itu tempatnya.”

Ladang kuning mulai terlihat didepan mata. Tak begitu banyak manusia yang berada disana. Tak begitu ramai, sehingga pemandangan yang mereka lihat sangat indah. Akhirnya Changmin tak perlu kecewa lagi karena tempat yang ia tuju bukan tempat yang ditutup bagi wisatawan layaknya pantai sebelumnya. Mereka berduapun turun kesana. Changmin langsung mengabadikan pemandangan yang ada didepannya dengan handphone. Didalam hatinya ia ingin sekali membuat dua hyung yang sibuk bekerja di Seoul iri padanya yang sedang refreshing di Jeju.

“Tolong fotokan aku.” pinta Changmin

“Aish narsis sekali.” desis Seohyun.

Changmjn langsung memasang gaya. Tangannya ia rentangkan lalu kakinya ia lebarkan. Tak lupa ia tersenyum dengan senyuman khasnya. Itu gaya pertama, yang kedua ia ingin Seohyun mengambil wajahnya dengan dekat. Tanpa ada hitungan Changmin, Seohyun langsung menekan tombol ‘capture’. Bodohnya, wajah Changmin sangat menyedihkan didalam foto itu.

“Hahahhaha” tawa Seohyun langsung mewarnai tempat itu. Changmin langsung sadar bahwa Seohyun mengambil fotonya yang belum siap.

“Ya!!!” teriak Changmin.

Tangan Changmin berusaha merebut handphonenya dari tangan Seohyun. Tapi karena foto itu terlalu lucu Seohyun enggan memberikannya pada Changmin. Akhirnya mereka melakukan aksi Tom and Jerry. Tentu saja, Seohyun lah yang dikejar karena memegang foto aib dari si pemilik handphone. Changmin menambah kecepatannya. Tidak lucu ia kalah dengan yeoja. Hanya butuh beberapa detik Changmin dapat menggapai tangan Seohyun. Dan langsung saja ia tarik tangan kiri Seohyun dengan sekuat tenaga tanpa memperhatikan langkahnya. Kehilangan keseimbangan karena terlalu keras menarik, ia dan Seohyun jatuh ke tanah.

“Ouch” desis Changmin sambil memegangi kepalanya yang membentur tanah.

“Kau gila ya. Aku hampir mati.” teriak Seohyun yang masih dalam posisi jatuhnya.

“Mian. Lagi pula bukannya kau berniat untuk ma….” ucapan Changmin terhenti.

Ia sadar posisinya dengan Seohyun sangat sangat dekat. Wajah Seohyun berada didepan wajahnya. Jarak mereka kurang dari penggaris 15 cm. Berubahlah menjadi patung. Changmin tak bicara dama sekali sampai Seohyun juga menyadari posisinya dengan Changmin. Mereka dia beberapa detik kemudian Seohyun langsung berdiri kembali.

“Ini handphone mu.” ucap Seohyun sambil menyerahkan handphone pada pemilknya.

“Hmm thanks.”

Mereka sama sama diam. Tak ada yang berniat untuk membuka mulut mereka dan Tak ada yang mempunyai niat untuk memulai percakapan. Keduanya larut dalam keheningan, menunggu sampai ada yang memecahkan kesunyian ini.

~I got you under my skin~

Handphone Changmin berbunyi. Sebuah nama muncul dilayar handphone. Nama Kyuhyun kembali muncul di layar handphonenya. Namja ini seperti tidak rela membiarkan Changmin membersihkan pikirannya. Terpaksa, mengingat ia adalah atasannya Changmin harus mengangkat telphone dari Namja tersebut.

“Kenapa hyung ku tercinta?” tanya Changmin dengan nada sangat menggelikan. Seohyun yang mendengar langsung merasa geli dengan Changmin.

“Ya bocah, kau bisa kembali besok pagi?” tanya Kyuhyun

“Kalau kau memaksa aku bisa. Tapi aku ingin pulang sore hyung.” balas Changmin.

“Aish baiklah kalau begitu aku memaksa. Besok sebelum jam 12 kau harus sampai di Seoul. Jika tidak aku berikan foto tanpa busana mu pada Jessica.” ancam Kyuhyun.

“Hyung kau ini benar benar jelmaan iblis. Baiklah besok aku naik pesawat pagi.”

“Anak pintar. Good Boy”

Sambungan telphone terputus. Waktu berwisata Changmin semakin tipis. Yang tersisa hanyalah hari ini. Segera tnpa membuang waktu, Changmin menarik Seohyun kembali kedalam mobil untuk mencari makan khas Jeju yang sangat ia impi – impikan. Bukan hanya ia bayangkan, bahkan semalam ia bermimpi makan makanan khas Jeju yang sangat nikmat di tepi pantai.  Ia masih tak percaya besok ia harus kembali ke Seoul dan kembali dengan aktivitas yang selalu ia lakukan.

Jessica. Nama itu seakan ia lupakan sejak ia bertemu dengan yeoja ini. Nama itu seakan menghilang ditelan bumi dan tak muncul lagi kepermukaan. Refreshing menghilangkan nama Jessica tiba ti menjadi misi yang sukses.

***

Seoul – Eunhyuk’s Old Studio
01.00 PM

Studio lama Eunhyuk terletak di daerah luar Seoul. Tempat yang sangat jauh dari perkotaan dan bereda arah dari boading house tempat Taeyeon tinggal. Butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai tempat itu. Eunhyuk ataupun Donghae keduanya masih hafal jalan menuju tempat itu, walau sudah lama sekali mereka sudah tak kesana. Studio lama milik Eunhyuk ini, berbentuk sebuah rumah sederhana dengan tipe standart. 1 ruang tengah yang diperentukan untuk tempat berfoto. 2 kamar, yang 1 untk tempat make up dan kawan kawannya dan 1 lagi untuk makan. Disana ada 1 dapur dan 1 kamar mandi. Jangan heran, studio ini tak layak disebut studio. Dengan uang tabungannya sendiri ia membeli rumah ini tanpa mengambul modal yang diberikan kedua orangtuanya.

“Tempat apa ini? Kalian mau menculik ku?” Tanya Taeyeon heran dengan apa yang ia liat saat ini.

Tempat ini tidak cocok lagi disebut rumah. Apa perlu untuk dijelaskan? Baiklah. Rumput dihalaman studio itu sudah tidak terawat. Tumbuh tanpa ada yang menghalangi. Cat rumah itu sudah banyak yang luntur ataupun rontok menjadi serpihan serpihan. Pintunya sudah usang begitu pula kursi taman yang terbengkalai di halaman. Beruntung tak ada kaca jendela yang pecah atau menjadi tempat sarang laba laba.  Satu hal yang tak bisa dilupakan, debu rumah ini sangat sangat menghawatirkan.

“Ini rumah atau gudang?” Tanya Taeyeon.

“Tepatnya, tempat pembuangan akhir debu warga sekitar” balas Donghae sambil menatap dengan dekat debu yang menempel di jendela luar.

“Diamlah kalian. Walau dekil seperti ini, tempat ini adalah sekertaris bisu akan karir karir ku selama ini” sangga Eunhyuk sambil membuka pintu depan rumah studio ini.

Jessica memilih untuk diam. Tidak lucu jika ia mencaci maki tempat ini. Apa lagi tempat ini adalah tempat Eunhyuk memulai karirnya. Kejam sekali jika ia mencaci orang yang menggapai imipannya dengan usahanya sendiri. Ia memiliki tekad sampai beberapa menit ke depan ia tak akan mencaci tempat ini untuk menghindari adu mulut.

“Sama sekali tidak berubah” kata Eunhyuk pelan.

“Hmm masih sama seperti dulu. Kau ingat aku membanting camera mahal mu disini? Ahahha tempat ini benar benar menyimpan banyak kenangan.” Lanjut Donghae.

Melihat debu yang tak terhitung volumenya lagi. Akhirnya ke empat orang itu bekerjasama untuk membersihkan semuanya agar tak ada debu lagi disana. Taeyeon bersama dengan Jessica membersihkan kaca jendela dan beberapa perabotan kecil disana. Sedangkan Donghae dan Eunhyuk membersihkan lantai dan tembok yang juga sama sama menjadi tempat tinggal debu.

“Ya!! Aku kesini untuk menjadi model kan? Kenapa kau malah menjadikan aku tukang bersih bersih.” Keluh Taeyeon.

“Kebersihan itu nomer satu Taeyeon ah.. kau mau foto dengan debu debu betebaran? Ya hitung saja kau berlatih menjadi ibu rumah tangga yang baik.” Tanya Eunhyuk.

“Benar. Ibu rumah tangga harus bisa membersihkan rumah. Tunggu. Mana mungkin kau menjadi ibu rumah tangga. Memangnya ada lelaki yang mau dengan mu?” Lanjut Donghae.

“Aish.. Lee Donghae -ssi bisakah kau berhenti mengejek ku? Urusi saja nasib mu..” balas Taeyeon kesal.

“Taeyeon ah~ sudah abaikan saja Donghae. Kau ambil saja camera dan pakaian yang tadi kita beli tadi serta produk di bagasi mobil Donghae dan mobil ku.” Ujar Eunhyuk yang sudah memprediksikan apa yang akan terjadi jika mereka tidak dilerai.

Taeyeon mengangguk lalu melakukan apa yang Eunhyuk suruh. Donghae pun ikut bersamanya karena merasa keamanan mobilnya dipertaruhkan. Tinggallah Eunhyuk dan Jessica. Berdua tanpa ada yang memulai pembicaraan. Keduanya sibuk sendiri dengan apa yang sedang mereka kerjakan saat ini. Tapi sesekali mata nakal Eunhyuk mencuri kesempatan untuk melirik Jessica yang sedang mengelap beberapa perabotan hiasan kecil yang masih kotor.

“Sampai kapan kau mau melirik ku seperti itu?” Tanya Jessica dengan nada datar

“Ah ketahuan ya?”

Jessica berhenti dari aktivitasnya lalu memandang Eunhyuk. “Tentu saja bodoh. Ah Eunhyuk – ssi kalau tidak salah dengar pertunangan kita akan dipercepat 2 minggu lagi. Apa kau keberatan?”

“Tidak. Tapi bukan kah itu acara mu di Lumiere?”

“Aku sudah merubah jadwalnya. Akan ku lakukan 3 minggu lagi. Dan lagi pula aku sangat setuju dengan semua rencana mempercepat pertunangan kita. Dengan kata lain kontrak kita akan cepat berakhir.” Ucap Jessica sambil membayangkan hal hak yang bisa ia lakukan setelah kontrak antar dirinya dan Eunhyuk berakhir.

Dengan sangat berat hati Eunhyuk tersenyum. Oh ini yang ia inginkan. Mengakhiri dengan cepat kontrak yang mereka buat. Bodoh. Sekali lagi ia mengutuki dirinya sendiri yang tak bisa membaca situasi dengan baik. Entah apa yang merasuki jiwanya. Ia benar benar ingin membuat Jessica jatuh cinta padanya dengan cepat agar kontrak itu batal. Kakinya berjalan mendekati Jessica yang sedang asik berandai andai. Kemudian ia menarik tangan Jessica dan memasukan tubuh yeoja itu kedalam pelukannya.

“Bagaimana bila aku bisa membuat mu jatuh cinta pada ku sebelum kontak itu berakhir?” Tanya Eunhyuk.

“Itu tak akan terjadi! Lepaskan aku!!” Jessica mulai mengamuk dalam dekapan Eunhyuk.

“Aku akan berusaha semampuku. Jung Jessica sekali kau menikah dengan ku. Aku tak akan melepaskan mu. Akan ku buat kau membatalkan kontrak itu dengan membuat mu jatuh cinta pada ku.”

Tangan Jessica berusaha menjauhkan tubuhnya dengan tubuh Eunhyuk. Tapi sekali lagi ia gagal. Eunhyuk benar benar memeluknya sepeti memeluk guling saat tidur. “Lee Hyukjae… jaebal lepaskan aku.”

“Apa aku separah itu hingga kau tak mau menikah dengan ku? Apa bagusnya Changmin mu itu? Lalu jika kau bercerai dengan ku setelah kontrak itu habis.. Apa dia mau menerima mu kembali?”

“Itu bukan urusan mu.”

“Tentu saja itu urusan ku. Aku ini pasti. Aku pasti akan ada disamping mu sampai kapan pun. Sedangkan dia.. dia adalah ketidakpastian yang mungkin saja akan menjadi sesuatu yang membuat hati mu sedih. Dengar. Aku benar benar tidak tau apa yang merasuki ku. Pertama kali aku melihat mu aku benar benar tak bisa berhenti memikirkan mu.” Oceh Eunhyuk.

“Baiklah. Terserah apa yang mau kau katakan. Aku butuh oksigen untuk bernafas Lee Hyukjae ssi” ucap Jessica.

Akhirnya Eunhyuk melepaskan pelukannya. Jessica sesegera mungkin mencari oksigen. Ia benar benar kehabisan oksigen. Kakinya belum beranjak dari tempatnya berdiri. Ia masih berada didepan Eunhyuk. Kesempatan emas langsung Eunhyuk mamfaatkan. Ia menariknya lagi. Tapi kali ini ia mengincar bibir Jessica yang menganggur.

Kedua tangan Eunhyuk memegang wajah Jessica. Kedua matanya terpejam dengan maksud ingin menikmati ciuman ini. Bibirnya sukses mendarat indah di bibir Jessica walau dengan penuh paksaan. Mungkin hanya Eunhyuk yang menikmati ciuman ini. Tapi tak apa apa, setidaknya akhirnya mereka berciuman.

“Hmmmpp”

DAK

Eunhyuk seketika berhenti mencium Jessica. Suara benda jatuh dari arah pintu membuatnya kaget bukan main. Disana ia melihat Taeyeon yang membuka mulutnya lebar lebar melihat Eunhyuk mencium Jessica.

“Mi… mia.. mian aku tidak sengaja” ucap Taeyeon terbata bata.

Donghae yang juga berdiri disamping Taeyeon, ikut membuat ekspresi minta maaf pada Eunhyuk. Ia seperti mengganggu Eunhyuk yang asik mencium Jessica.

“Gwaenchana. Taeyeon ah.. ayo cepat kau harus segera difoto.” Kata Eunhyuk.

Tapi Taeyeon tidak bergerak. Tangannya yang menjatuhkan kantong belanjaan tadi masih bergetar. Rasa panas diwajah dan matanya benar benar membuatnya ingin menangis. Nafasnya juga mulai tak stabil. Dan perubahan yang Taeyeon alami sangat dirasakan okeh Donghae yang berdiri disampingnya. Namja itu melirik Taeyeon. Ah ia bisa menyimpulkan sesuatu. ‘Yeoja ini suka pada Eunhyuk’.

“Hyuk! Apa kau haus? Aku dan Taeyeon berencana membelikan minuman. Kau mau apa?” Tanya Donghae.

“Ah!! Aku minuman ion saja.” Ucap Eunhyuk.

“Aku orange juice saja.” Jawab Jessica.

“Baiklah kalau begitu. Permisi.”

Tangan Donghae langsung merangkul pundah Taeyeon. Mereka berpura pura akrab. Tepatnya Donghae mengatur agar mereja terlihat akrab dan dapat mengeluarkan Taeyeon dari ruangan ini. Dari dalam hatinya yang baik, ia tak bisa membiarkan air mata yeoja ini tumpah didepan Eunhyuk. Mau taruh dimana wajah Taeyeon.

“Masuk!” Paksa Donghae saat ia sudah sampai didepan mobilnya. Ia bukakan pintu untuk Taeyeon.

“Arasseo. . Tidak perlu kau kasar kasar seperti ini.”

“Mian.. ”

Taeyeon pun masuk kedalam mobil Donghae. Ia duduk dengan pandangan kosong. Jujur ia tak tau kenapa dirinya seperti ini. Donghae juga ikut masuk kedalam mobil dan membawa Taeyeon kesebuah mini mart yang punya tempat duduk untuk bersantai.

“Jadi kau mau aku menghakimi mu, atau kau mengaku pada ku?” Tanya Donghae sambil menaruh coffee yang ia beli.

“Apa? Apa maksud mu?” Tanya Taeyeon bingung.

“Kau hampir menangis tadi. Seharusnya kau berterimakasih pada ku karena menyelamatkan mu tadi.” Jawab Donghae santai. Salah satu alisnya ia angkat seakan membenarkan semua jawabannya.

Taeyeon mengambil nafas dalam lalu menatap Donghae. “Bagaimana kau tau aku dalam keadaan kritis ?” Tanyanya.

“Kau itu mudah dibaca. Sudah lah jangan dibahas bagaimana cara aku tau kau hampir menjatuhkan harga dirimu didepan namja bodoh itu. Kau suka padanya?”

Langsung saja seperti anak panah yang baru saja di arahkan ke target, Donghae benar benar membuat yeoja itu kaget bukan main. SUKA? Seumur hidupnya, ini pertama kalinya ingin menangis karena seorang pria. Pertama kalinya ia merasa marah hingga tubuhnya panas. Ia tak bisa mendeskripsikan perasaan itu. Dan tiba tiba tiba Donghae mengatakan hal yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya.

“Aigo.. Kau tau? Kau baru saja melakukan hal terbodoh yang pernah orang bodoh lakukan. Menyukai namja yang jelas jelas akan menjadi suami orang. Dengar Kim Taeyeon -ssi dulu aku sempat mengira kau adalah malaikat berwajah polos yang datang dari langit masuk kedalam sebuah club malam. Aku aish.. aku pernah menyukai mu. Saat kau berdiri di pojok club sendirian aku tak bisa mengalihkan pandangan ku. Dan saat kau hampir diperkosa aku tak bisa menahan diri untuk menolong mu. Aish kenapa sekarang kau malah menyukai namja yang hanya menjadi pemeran kedua saat misi penyelamatan mu itu hah? Aish ini gila.” Oceh Donghae. Kali ini Donghae kehilangan kendali. Ia tak tega melihat Taeyeon bersedih karena Eunhyuk dan bodohnya ia mengatakan semua yang ada diotaknya.

“What? Kau menyukai ku? Kau menganggapku malaikat? What? Apa kuping ku tidak salah dengar? Apa kau terkena virus berbahaya? Kenapan kau jadi menyeramkan seperti ini?” Taeyeon terus menanyakan hal hal aneh yang tidak patut ditanyakan.

Dengan cepat Donghae mengacak acak rambutnya. Matanya tak berani menatap Taeyeon dan berusaha menatap tempat lain. “Itu dulu. Sekarang aku tidak punya perasaan apapun pada mu. Masih banyak yeoja cantik sexy dan baik di luar sana.” Jujur wajah Donghae berkata kebalikan dari semua apa yang ia katakan dengan mulutnya.

“Baguslah. Aku sama sekali tidak tau kenapa aku merasa ingin menangis tadi. Dan gomawo kau telah menolong ku tadi.” Balas Taeyeon dengan wajah datar sesekali tersenyum sambil menatap kosong meja didepannya.

Diangkatlah tangan kiri Donghae lalu ia posisikan tepat diatas kepala Taeyeon. Apa yang Donghae lakukan langsung membuat Taeyeon sedikit terkejut, lalu memandangnya. Saat mata mereka bertemu, terlihat senyuman tipis tapi hangat dari bibir Donghae, dan tangan namja ini langsung mengelus halus rambut Taeyeon.

Puas mengelus rambut Taeyeon Donghae langsung mengembalikan tangannya keposisi semuala. “Jangan menangis. Aku punya ide. Bagaimana kalau kita berdamai saja? Kita selalu beradu mulut bila bertemu. Apa kau tidak lelah dengan semua itu ?”

“Hmm..”

Jangan Menangis. Sepertinya Taeyeon tidak menerima larangan itu dengan tepat. Dua kata itu berhasil membuat air mata turun dari kedua matanya. Yeoja itu menangis tanpa memperdulikan orang disekitarnya. Sedang Donghae hanya bisa membiarkan yeoja itu menangis. Tetapi perlahan Donghae menghapus air mata di wajah Taeyeon dengan tangannya. Dengan lembut Donghae menghapusnya, membuat Taeyeon berhenti menangis karena terkejut.

“Kim Taeyeon. Seharusnya kau mencintai ku saja. Aku tak akan membiarkan mu menangis seperti ini.” Ucap Donghae.

Taeyeon benar benar berhenti menangis. Yang tersisa hanya kebingungan atas semua perkataan Donghae yang tak pernah ia kira akan keluar dari bibir namja itu. Bohong. Kata itu yang terlintas di otak Taeyeon. Ia tak percaya apa yang ia dengar dan rasakan saat ini. Seluruh raga dan pikirannya berusaha menolak apa yang Donghae lakukan. Ia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

“Sudah puas menangis? Ayo kembali!”

Keduanya langsung masuk kemobil – membawa semua titipan Eunhyuk dan Jessica. Tak ada pembahasan lanjut atas apa yang terjadi tadi. Dalam perjalan, Donghae maupun Taeyeon tidak berbicara. Keduanya terdiam. Tepatnya hanya Taeyeon yang diam dan Donghae mengikutinya. Keadaan diam itu, berlanjut sampai mereka kembali ke studio lama Eunhyuk.

“Hyukjae ini.” Ucap Donghae sambil memberikan pesanan.

“Gomawo hae.. Ngomong – ngomong ada angin apa kalian berdua tidak bertengkar?” Tanya Eunhyuk.

Donghae langsung merangkul bahu Eunhyuk seakan membuat sebuah kelompok bicara sendiri sambil menghadap tembok. “Bukan urusan mu. Ayo cepat foto yeoja itu. Aku berniat mengajaknya makan malam. Hyukjae, bagaimana kalau aku kembali menjadikan yeoja itu target ku lagi?”

“Hahaha. Kenapa tanya pada ku. Memangnya dia mau dengan namja seperti mu?” Ejek Eunhyuk.

“Kau ini bukannya memberi saran malah bicara seperti itu. Apa terjadi sesuatu antara kau dan Jessica?” Tanya Donghae.

“No. Saat kalian pergi tadi, dia sibuk memilih pakaian untuk Taeyeon. Aku diabaikan bagaikan patung bisu.” Jawab Eunhyuk.

“Kau ini. Serang lagi dong sudah ku beri waktu berdua. Dengar sekarang lakukan pemotretan itu dengan cepat. Jangan buat dia terlihat cantik. Gawat kalau nanti banyak yang suka dengannya.” Oceh Donghae.

Mereka berdua langsung membalikan diri dan langsung bersosialisasi dengan dua yeoja yang sedang sibuk memilih pakaian. Jessica sebisa mungkin membuat Taeyeon berubah menjadi lebih cantik. Butuh waktu 20 menit untuk Jessica membuat Taeyeon sangat cantik.

Sebuah rok biru tua sebetis dengan hiasan manik manik kecil dan kemeja putih berlengan panjang menjadi pilihan pertama Jessica. Polesan make up tipis dan rambut yang diatur sedemikian rupa membuat kesan cantik bertamah tiga kali lipat. Taeyeon sangat sangat terlihat seperti model profesional.

“Jessica.. kau ini menyebalkan.” Bisik Donghae.

“Eh wae?” Tanya Jessica bingung.

“Kalau dia terlihat cantik. Saingan ku makin banyak. Sial.” Balas Donghae.

Wajah Taeyeon berubah pucat. Ini pertama kalinya ia melakukan hal ini. Menjadi model sama sekali tidak mudah bila tidak biasa tampil didepan camera. Dan Taeyeon sama sekali tidak perah tampil didepan camera. Walau hanya tersenyum dan bergaya, ini terasa sangat sulit bagi Taeyeon.

“Tersenyumlah lebih lebar.” Ucap Eunhyuk.

“Sudah paling lebar.”

“Taeyeon ssi fighting!” ucap Donghae yang terdengar di telinga Taeyeon.

Wajah Taeyeon berubah menjadi semakin datar. Eunhyuk langsung mlirik Donghae dan segera menendang namja itu untuk keluar dari dalam rumah itu. Ini semua demi kebaikan Taeyeon dan projectnya ini.

***

Lumiere Hotel
04.00 PM

Mata Sungmin mencari – cari seseorang yang sedari tadi menghilang dari jarak pandangnya. Sudah satu hotel ia kelilingi untuk mencari  orang ini. Tak terasa sudah 1 jam  ia mencari cari orang ini dan akhirnya batang hidung orang ini muncul dihadapannya. Tiffany berjalan sambal membawa dua buah bantal empuk dri staff building. Senyum girang Sungmin langsung terpancar diwajah manisnya. Akhrnya ia bertemu belahan hatinya.

“Jagiya~” panggil Sungmin dengan suara dan tingkah aegyo khasnya.

“Oppa darimana saja kau? Hari ini aku belum bertemu dengan mu.”

“Aku mencari mu baby. Ah right apa nanti malam kau ada waktu? Aku butuh teman untuk makan.” Ucap Sungmin.

“Nanti malam? Sorry I can’t oppa. Mr Cho menyuruhku untuk menjamu tamu dari London.” Balas Tiffany.

Sadar tak sadar, mereka bicara didepan umum dengan membawa dua buah bantal. Dan para pegawai yang deman membuat gossip asik berbisik membuat gossip baru tentang mereka. Hidup ini memang susah jika ada orang yang selalu menggossipkan hal yang tidak tidak.

“Baiklah, apa kau butuh seorang pendamping?” Tanya Sungmin.

“Wae? Kau mau menjadi pendamping ku?”

“Siapa yang tidak mau menjadi pendamping yeoja tercantik didunia ini?”

Sungmin langsung meraih pinggang Tiffany dan mendekatkan tubuh yeoja itu padanya. Kemudian ia memaksa wajah Tiffany untuk melihat wajahnya dengan menaikan dagu Tiffany dengan tangannya. Kemudian senyuman tipis ia singgungkan didepan wajah Tiffany. Perlahan keduanya mulai larut dalam suasana. Dunia ini seakan milik mereka berdua. Tak memperdulikan orang orang yang melihat, tak memperdulikan dimana mereka berada, kedua orang it uterus melanjutkan aktivitas mereka. Wajah Sungmin perlahan semakin dekat dengan Tiffany. Bibir mereka siap unuk bertemu satu sama lain. Tetapi..

DAK

Seseorang merebut bantal yang Tiffany bawa dan memukul kepala Sungmin dari belakang. Walau tidak sakit karena alatt pemukulnya adalah batal, tetap saja membuat Sungmin geram. Bibir mereka tak jadi bertemu, digantikan kening yang saling beradu. Langsung saja Sungmin memasang wajah marah pada orang yag baru saja menggagalkan usahanya bercumbu dengan sang kekasih.

“Kalau kalian ingin bercinta, aku akan membukakan kamar. Tapi aku mohon, jangan di tempat umum.” Ucap orang yang baru saja memukul Sungmin.

“Aish Cho Kyuhyun mengganggu saja.” Desis Sungmin.

“Hehe mian mian.  Hyung, aku butuh tempat tinggal baru.” Ucap Kyuhyun tiba tiba.

“Mwo? Maksud mu apa? Kau menyuruhku membelikan rumah untuk mu?” Tanya Sungmin.

“Memangnya kenapa Oppa? Kau diusir oleh Ahra eonni lagi karena memakai lipsticknya untuk cap jari?” Tanya Tiffany

Wajah Kyuhyun seketika berubah menjadi datar. Tiffany baru saja menanyakan hal terbodoh yang pernah ia lakukan saat ia masih kecil. Ia menggunakan Lipstick merah milik Ahra, noonanya sebagai cap tangan untuk tugas sekolahnya. Dan sialnya, lipstick itu patah. Tapi abaikan itu adalah masa lalu Kyuhyun yang tak perlu dibahas.

“Aniyo Fany ah~, aku berniat untuk hidup mandiri. Aku sudah menjadi manager , aku harus mandiri.” Balas Kyuhyun. “Aku menemukan boarding house yang penuh dengan manusia manusia bodoh. Sepertinya aku akan tinggal disana untuk sementara sampai menemukan rumah idaman”

“Jangan bilang boarding house tempat Yoona tinggal. Kau itu punya niat terselubung ya?” Tanya Tiffany.

Tiffany sudah tau maksud Kyuhyun. Yoona memberitahunya bahwa ia tingal disebuah boarding house. Dan tadi pagi, baru saja bosnya yang polos ini mengantar Yoona pulang ke boarding house tempat Yoona tinggal. Tentu saja namja ini patut dicurigai. Ditambah lagi, Kyuhyun tak pernah baik pada sembarang yeoja tetapi pada Yoona, namja itu bisa berubah menjadi namja yang baik hati dan senang menolong. Pasti ada niat terselubung dibalik keinginannya untuk tinggal disana.

“Memangnya niat terselubung apa?” Tanya Sungmin bingung.

“Teman mu ini, sepertinya punya perasaan khusus pada Yoona.” Balas Tiffany.

“Woa.. Cho Kyuhyun, kau bisa suka pada yeoja?” Tanya Sungmin tapi dengan maksud mengejek.

“Haha lucu sekali kau hyung.”

Bibir Kyuhyun langsung maju beberapa centimeter kedepan. Namja ini walau terlihat dingin dan menyeramkan, tetapi ia punya sifat yang bisa menghibur orang yang sedang berbicara dengannya. Ia mudah dibaca dan terkadang aegyonya bukannya memberikan kesa imut tetapi malah memunculkan kesan lucu menggelitik perut.

“Sepertinya dugaan ku benar. Kau ini aneh sekali. Eomma mu sudah mengenalkan 100 yeoja cantik di Korea, kau malah jatuh cinta pada yeoja yang kau temui secara kebetulan.” Kata Tiffany sambil menggelengkan kepalanya.

“Cinta itu tidak dapat diprediksi kapan datangnya.” Balas Kyuhyun

“Jadi kau suka padanya?” Tanya Sungmin.

Langsung saja Kyuhyun memandang datar wajah Sungmin. “Hyung, kau diam saja. Kau tidak tau apa apa.”

“Sial. Kau itu yang tidak tau apa apa. Berpacaran saja tidak pernah, berani sekali kau menyuruh master cinta sepertiku ini untuk diam?”

“Sudahlah kalian berdua jangan seperti anak kecil saja. Lihat disana banyak penggossip sebaiknya kalian kecilkan suara kalian. Dan… sepertinya kau kedatangan tamu Cho Kyuhyun.” Tangan Tiffany langsung menunjuk pada seorang lelaki paruh baya yang baru saja datang tepat dibelakang Kyuhyun.

“Appa…”

TBC

Sorry late update. Semoga suka dan menghibur kalian. Maaf ya

22 thoughts on “Whisper [ Part 5 ]

  1. inggitfrnt says:

    woooohoop finally update juga ni ff seneng bgt taeyeon nya banyakkkk,ahhhh donghae udh mulai jujur kalo doi kepincut sm princess taeyeon xixixi lanjutin thooor jangan lama2 dooong lens nya update jg yaaa penasaran:(

  2. regilia asri says:

    yah yoonanya ga muncul tp gapap deh…..akhirnya update juga…..
    asikkk kyuhyun udah suka ma yoona…banyakin lagi momentnya kyuna lgi ya thor…..
    fighting

  3. gamepagne says:

    waaa akhirnya diupdate juga. dan bener kan kyuhyun niat sewa kamar di boarding house-nya yoona haha ketauan deh dia naksir yoona. walaupun di sini sama sekali ngga ada kyuna moment tapi tetep bagus kok semoga di chapter 6 hujan moment kyuna ^^ ditunggu chapter 6-nya dan kelanjutan sequel lens ^^

  4. specialsky15 says:

    Huhuhu.. semua pemain disini pada kusuka ^~^ Walau beda sma pair yg biasa nya ada ttep cocok (y). Tapi aku masih agak kurang srek, karna disini aku bingung sma pair yg jadi pemeran utamanya. mungkin karna smua pair pasti ada momentnya ya? tpi aku bingung KyuNa agak ga dapet feel nya karna yoona jarang ‘main’ disini. *In my opinion

  5. Rinrin says:

    suka thor, maaf ya thor baru coment sekarang….
    seneng banget scene taeyeon eonni banyak….
    ditunggu kelanjutannya ya thor…..

    Fighting

  6. tarilbs says:

    Wah chapter yang ini pendek banget…
    Appa kyu dtg…apa kyu nanti akan dijodohkan????
    Seseru apa ya kalo kyu nanti tinggal di boarding house..
    Saya suka banget chap sebelumnya yg kyu dtg ke boarding house sama yoona…itu jadi scene favorit saya selain kyuna moment..

Leave a reply to rosandrian02 Cancel reply